Pria 29 Tahun Ini Pergi ke Dokter Karena Ruam — dan Ternyata Dia Mengidap HIV

Ruam sulit untuk diketahui. Segala sesuatu mulai dari mengganti detergen cucian Anda hingga mengenakan sweter yang gatal hingga kondisi kulit seperti eksim dan poison ivy hingga alergi makanan dapat menyebabkannya. Jadi, para ahli kulit memiliki tugas yang sesuai untuk mereka saat seseorang datang dengan ruam misterius.
Seorang pria berusia 29 tahun pergi ke klinik dermatologi dengan keluhan berupa ruam yang gatal, meradang, dan bersisik. punggungnya — dan Anda dapat melihat foto-foto yang mengkhawatirkan di New England Journal of Medicine terbitan hari ini. Penulis mencatat bahwa dia mengalami ruam dua tahun sebelumnya tetapi belum pergi ke dokter sampai sekarang.
Hal pertama yang dilakukan dokter adalah mencatat riwayat kesehatan pasien, untuk mulai melihat jalur yang benar untuk diagnosis potensial. Pasien ini menderita eksim saat kecil, serta alergi musiman. Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan ruam, tetapi, seperti yang dicatat oleh penulis, dia tidak meminum apa pun.
Selanjutnya adalah pemeriksaan fisik. Lebih dari 90% tubuhnya memiliki plak berwarna ungu yang meradang (sepetak kulit tebal bersisik), seperti yang ditunjukkan pada foto di bawah. Di sebelah kanan, area di dekat tulang belikatnya yang tidak terpengaruh memberi Anda gambaran tentang seberapa luas ruam ini.
Secara umum, kata penulis, gejala ini dapat menunjukkan kemungkinan diagnosis termasuk psoriasis eritroderma (bentuk peradangan psoriasis yang mempengaruhi sebagian besar tubuh, menurut National Psoriasis Foundation), dermatitis seboroik (sering mempengaruhi kulit kepala, menyebabkan ketombe), dan pityriasis rubra pilaris (sekelompok penyakit langka yang menyebabkan bercak merah dan bersisik yang menyebar ke seluruh tubuh).
Setelah biopsi kulit dari dua tempat di punggungnya, dokter menentukan diagnosis mereka: psoriasis eritroderma. Jenis kondisi kulit langka ini hanya memengaruhi 3% orang dengan psoriasis. Sementara studi kasus tidak menyebutkan tingkat kenyamanan pasien, kondisinya bisa menyakitkan dan sangat, sangat gatal. Bersamaan dengan kemerahan, kulit bisa terkelupas menjadi "seprai" besar. Ini juga dapat menyebabkan hilangnya protein dan cairan serta memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya — efek samping berbahaya yang sebenarnya dapat mengancam nyawa. (Dan ingat, pasien ini menunggu dua tahun untuk mencari pengobatan.)
Mengobati ruam itu satu hal, tetapi seringkali, kulit menunjukkan penyakit sistemik yang mendidih di bawah permukaan. Dokter mencari penyebab potensial yang mendasari seperti infeksi, alkoholisme, sengatan matahari parah, atau stres emosional. Dalam kasus NEJM, tes HIV ternyata positif. Pasien kemudian diberi obat antiretroviral, obat yang menghentikan perkembangan HIV, dan kortikosteroid topikal untuk mengobati ruam itu sendiri. Setelah tiga bulan, kulitnya bersih.
Gugi Health: Improve your health, one day at a time!